Minggu, 14 April 2013

Mandi Ubur-ubur di Pulau Kakaban




Mandi Ubur-ubur di Pulau Kakaban


Dari atas perairan biru yang tenang, sebuah dermaga membentang panjang, menghubungkan ke daratan pulau. Sebuah pulau yang hanya diselimuti pepohonan rindang, namun sangat istimewa, karena di dalamnya terdapat danau berair payau.
Lautan dan pepohonan rindang memeluk danau berair jernih itu. Di danau itu, puluhan ribu ubur-ubur tak bersengat berenang bebas. Ini yang membuatnya makin istimewa. Fenomena ini hanya dapat Anda temui di Pulau Kakaban, Kepulauan Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.
Dari dermaga, papan kayu berwarna kuning bertuliskan “Selamat Datang di Pulau Wisata Kakaban” menjadi pintu masuk wisatawan yang datang. Di depannya, kita hanya dihadapkan pada sebuah tangga kayu nan terjal. Di kiri dan kanannya hanya ada pepohonan hijau yang tumbuh di antara bebatuan karst.
Kurang lebih lima menit berjalan naik menapaki tangga kayu itu, sampailah pada sebuah pemandangan menakjubkan, yakni  danau ubur-ubur yang membentang luas di bawah sana. Turunlah perlahan melewati anak tangga berikutnya untuk mencapai tepi danau tersebut. Berhati-hatilah, karena tangga cukup terjal dengan kemiringan hampir 90 derajat.
Dari atas dermaga di tepian danau, kita dapat melihat ubur-ubur atau yang dikenal jellyfish itu dengan mata telanjang. Ubur-ubur ini seakan menggoda pengunjung untuk lekas menceburkan diri ke air. Di sini Anda dapat berenang bebas bersama mereka.
Berenang hingga ke tengah danau, ubur-ubur makin banyak ditemui. Mereka kian mengelilingi dan tersentuh lembut di kulit. Di sinilah akan merasakan sensasi bermandikan ubur-ubur di tengah danau berair payau.
Tidak seperti ubur-ubur yang kita temui di laut, ubur-ubur ini memang tidak bersengat. Mereka kehilangan kemampuan menyengat karena telah mengalami evolusi yang cukup lama ketika terperangkap dalam danau ini.
Dinding karst yang terjal membuat air terperangkap di dalamnya hingga membentuk danau ini. Pulau Kakaban pun berbentuk seperti angka sembilan. Dalam bahasa setempat, Kakaban berarti “memeluk”‘, sehingga sering diartikan pulau yang memeluk danau.
Di danau berair payau inilah, para penghuninya, termasuk ubur-ubur harus menyesuaikan diri untuk bertahan hidup. Keterbatasan makanan, membuat mereka beradaptasi dengan dengan alga. Alga di sini merupakan penghasil makanan yang dibantu dengan bantuan sinar matahari.
Danau Ubur-ubur Terbesar di Dunia    
Menurut catatan,  hingga kini hanya ada dua di dunia danau ubur-ubur yang serupa. Satu, di Pulau Kakaban Indonesia dan Pulau Palau, Mikronesia, di kawasan Tenggara Laut Pasifik yang berjarak ribuan kilometer dari Filipina.
Danau ubur-uburnya pun dikatakan yang paling luas di dunia. Luasnya sekitar 5 kilometer persegi dengan luas pulau 774,2 hektar.
“Ya, dari penelitian, dan kata tamu-tamu saya yang dari Jerman mengatakan danau ini lebih luas dari yang di Palau,” ujar Cipto, salah satu pemandu wisata di Kepulauan Derawan.
Pulau Kakaban pun disebut sebagai spesies ubur-ubur terbanyak di dunia. Ada empat jenis ubur-ubur di Kakaban, sedangkan di Palau hanya ditemukan dua jenis. Keempat jenis ubur-ubur tersebut adalah Aurelia aurita, Tripedalia cystophora, Martigias papua, dan Cassiopeia ornata.
Aurelia merupakan jenis ubur-ubur yang bertubuh bening. Saat berenang di Danau Kakaban ubur-ubur ini agak sulit terlihat. Namun kerap ditemui saat berada di antara jenis Martigias papua. Jenis Martigias ini merupakan yang paling banyak ditemui di Kakaban. Warnanya bening dan agak kecoklatan berbentuk seperti jamur. Sedangkan Tripedalia berbentuk kecil sebesar jari telunjuk.
Terakhir dan yang paling unik adalah jenis Cassiopeia atau yang sering disebut ubur-ubur terbalik. Cassiopeiamenempatkan alga pada kakinya. Karena alga membutuhkan cahaya matahari untuk mendapatkan makanan, maka ubur-ubur ini pun harus berenang terbalik untuk mendapatkan cahaya matahari. Evolusi selama jutaan tahun lamanya membuat mereka memiliki bentuk dan sifat yang unik.
Pemerintah daerah setempat pun telah berkomitmen untuk menjaga keaslian Pulau Kakaban dengan melarang didirikannya penginapan atau resort di Pulau ini. Dengan kata lain pulau ini tidak boleh dihuni manusia.
“Kita harus menghargai komitmen daerah, seperti peraturan bahwa kakaban tidak boleh ada penghuni. Tempat ini marine-nya sangat kaya,” ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Mari Elka Pangestu saat mengunjungi Kepulauan Derawan, Senin (16/7/2012).
Berenang bersama ribuan ubur-ubur itu hanya bisa Anda rasakan di Indonesia. Wisatawan asing bahkan berbondong-bondong untuk menyaksikan eksotisme Pulau Kakaban. Sebuah keindahan alam yang tak ada duanya.

Badai Matahari


Badai Matahari terbesar yang terjadi pada Rabu (7/3/2012) merupakan yang terkuat dalam lima tahun terakhir. Badai ini membutakan satelit milik European Space Agency (ESA) yang mengorbit Venus, Venus Express.
Space.com pada Kamis (8/3/2012) melaporkan bahwa radiasi dari badai Matahari membuat kamera yang terdapat di wahana antariksa tersebut tak mampu mendeteksi bintang.


“Kami tak mampu mendeteksi bintang apa pun jadi kami ubah ke unit B, tetapi kami menemukan hal yang sama. Kedua kamera dibutakan oleh badai Matahari,” kata Octavio Camino, Manager Proyek Venus Express.
Kamera yang rusak sejatinya adalah pelacak bintang atau startracker. Kamera tersebut membuat wahana mampu menentukan posisi dan orientasi di angkasa, persis ketika pelayar membaca rasi bintang.

Informasi yang didapatkan kamera dikalibrasi dengan alat yang disebut giroskop. Dengan cara ini, wahana antariksa mengetahui arah gerak dan sudutnya.
Dalam misi antariksa, kamera ini sangat krusial. Pasalnya, wahana mengarahkan panel surya ke Matahari dan antenanya ke Bumi. Tanpa kamera ini, wahana bisa gagal berfungsi.
Startracker pada Venus Express telah 5-10 kali gagal berfungsi akibat badai Matahari. Namun, kegagalan kali ini adalah yang terlama, mencapai 40 jam.
“Ini tak biasa. Kami pernah mengalami gagal berfungsi selama 32 jam, tetapi kali ini cukup lama. Jadi, ini kasus istimewa,” kata Paolo Ferri, ilmuwan ESA.
Kegagalan fungsi startracker pada Venus Express tidak permanen. Jadi, ini tak berarti Venus Express tak bisa dipakai lagi. Penanganan yang tepat bisa “menyembuhkan” Venus Express dari kebutaan.
Saat ini, ESA masih terus memantau aktivitas Matahari yang dianggap belum menunjukkan tanda penurunan. ESA akan melakukan beberapa operasi. Kontrol misi akan menghentikan beberapa fungsi wahana antariksa hingga situasi normal.
“Kami tak berasumsi masalah ini akan menjadi permanen. Normal saja Matahari naik dan turun seperti ini dan kita hanya butuh periode pendek untuk diam dan memulihkan lagi ke kondisi normal, yaitu kondisi saat stratracker mampu membaca bintang lagi dengan sendirinya. Ada banyak aktivitas ‘pengasuhan bayi’ sekarang, tetapi kami tak berharap ini selamanya,” papar Ferri.

Senin, 28 Januari 2013

aurora

AURORA


Aurora adalah fenomena alam yang menyerupai pancaran cahaya yang menyala-nyala pada lapisan ionosfer dari sebuah planet sebagai akibat adanya interaksi antara medan magnetik yang dimiliki planet tersebut dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh Matahari (angin surya).
Di bumi, aurora terjadi di daerah di sekitar kutub Utara dan kutub Selatan magnetiknya. Aurora yang terjadi di daerah sebelah Utara dikenal dengan nama Aurora Borealis (IPA /ɔˈɹɔɹə bɔɹiˈælɪs/), yang dinamai bersempena Dewi Fajar Rom, Aurora, dan nama Yunani untuk angin utara, Boreas

Ini karena di Eropa, aurora sering terlihat kemerah-merahan di ufuk utara seolah-olah Matahari akan terbit dari arah tersebut. Aurora borealis selalu terjadi di antara September dan Oktober dan Maret dan April. Fenomena aurora di sebelah Selatan yang dikenal dengan Aurora Australis mempunyai sifat-sifat yang serupa.Tapi kadang-kadang aurora muncul di puncak gunung di iklim tropis.

petir abadi

PETIR ABADI

Petir Catatumbo yang misterius adalah sebuah fenomena alam yang Unik di dunia.. Terletak di muara sungai Catatumbo di Danau Maracaibo. Fenomena ini berupa awan petir yang membentuk sebuah “garis” kilat sepanjang 5 kilometer, setiap 140 - 160 malam dalam setahun, selama 10 jam tiap malam, dan lebih dari 280 kali dalam 1 jam itu. Ini hampir bisa disebut ‘badai permanen’. Petir ini mempunyai intensitas 400.000 ampere dan terlihat hingga 400 km jauhnya. Menurut penelitian, petir ini terjadi karena tumbukan angin yang berasal dari Pegunungan Andes. Petir ini juga dijadikan sebagai navigasi oleh para pelaut.

pelangi api

PELANGI API  (Fire Rainbow)


Femonena atmosfer yang dikenal dengan circumhorizon arc atau Fire Rainbow (pelangi api), akan muncul ketika matahari berada tinggi (lebih dari 58 derajat diatas horizon). Cahaya matahari menembus lurus dan menyinari awan cirrus, sehingga menghasilkan semacam lempengan kristal segi enam dan membentuk efek prisma. Sehingga terlihat pelangi yang berbentuk seperti api.


Gambar ini merupakan fenomena pelangi api yang terjadi di langit Idaho





Berikut ini adalah gambar-gambar dari fenomena pelangi apai ini :




Sabtu, 26 Januari 2013

kupu-kupu

MIGRASI KUPU-KUPU

Kupu-kupu Monarch migrasi "adalah salah satu peristiwa biologis paling signifikan di planet ini," menurut University of Kansas profesor biologi Chip Taylor. Ini adalah pemandangan yang menakjubkan untuk melihat ribuan, jika tidak jutaan, Monarch kupu-kupu datang untuk bertengger di hutan Oyamel Meksiko dan pohon Southern California. Kupu-kupu Monarch mengambil rute migrasi ini serangga ribuan kilometer dari utara, beberapa datang dari jauh seperti Kanada, membuat migrasi ini suatu keajaiban yang indah, dan satu yang tidak ada kupu-kupu lain mengambil bagian masuk


Setiap musim dingin, seperti penurunan suhu di utara, kupu-kupu Monarch bermigrasi ke selatan dengan iklim hangat dari Monarch Butterfly Biosphere Reserve. Tidak buruk bagi serangga yang beratnya kurang dari gram. Umumnya, burung terbang selatan untuk musim dingin, tetapi Monarch tidak berhasil hingga 12 mph selama perjalanan sepanjang 3.100 mil (hampir 5.000 km).

Apa yang terutama menakjubkan tentang migrasi Monarch, adalah bahwa tidak satu pun kupu-kupu berhasil migrasi penuh karena usia pendek. Hal ini biasanya memakan waktu tiga atau empat generasi kupu-kupu Monarch untuk menyelesaikan satu siklus migrasi penuh (untuk tempat kudus Monarch selatan dan belakang). Ini hanya pola yang berurat berakar dalam kode genetik kupu-kupu untuk naluriah tahu ke mana harus pergi.

Migrasi Monarch umumnya dimulai sekitar Oktober. Jika suhu mulai turun sebelumnya, maka kupu-kupu akan pergi ke selatan, perjalanan sekitar 50 mil dalam satu hari. Pegunungan Rocky tampaknya garis pemisah yang membantu menentukan mana Monarch bermigrasi-jika mereka timur, mereka pergi ke Monarch Butterfly Biosphere Reserve di negara bagian Meksiko, Michoacán, dan jika mereka barat, mereka pergi ke California Selatan , terutama di sekitar Santa Cruz. Ketika mereka tiba di tempat tujuan, kupu-kupu cenderung menggunakan pohon yang sama setiap tahun untuk bertengger, berkerumun bersama untuk kehangatan, yang membuat untuk pengalaman yang benar-benar aneh dan indah untuk mengamati.

Tes ini membuktikan ketahanan migrasi gagal untuk banyak kupu-kupu raja saat mereka menyerah pada kelelahan dan bahaya badai dan mobil yang lewat. Meskipun demikian, diyakini bahwa sebanyak 300 juta dari oranye dan kupu-kupu hitam berhasil bermigrasi ke tanah mereka atas-musim dingin di selatan. Jalur yang tepat mereka mengambil masih sedang dipelajari dan diplot, tetapi tidak ada eksodus massa mengisi langit, tempat-satunya untuk menikmati migrasi adalah di musim dingin mereka tempat betenggernya burung hampir dua mil (2.400 menjadi 3.600 meter) di atas permukaan laut.

Fenomena RED TIDE

RED TIDE

Berbagai media nasional melaporkan terjadinya kematian puluhan ribu ikan di keramba apung milik warga  di Pantai Ringgung, Teluk Lampung, Kabupaten Pesawaran. Ikan yang dibudidayakan oleh warga hampir seluruhnya musnah dan gagal panen, diantaranya adalah Ikan kerapu dan Kakap yang rencananya akan dipanen dan dipasarkan ke sejumlah negara Asia, seperti Jepang dan Cina. Kerugian yang terjadi diperkirakan mencapai IDR 5 milyar. Diduga hal ini disebabkan oleh adanya ledakan alga (Algae blooming) di kawasan tersebut.
Sepekan sebelum terjadinya kematian mendadak ikan-ikan tersebut, permukaan air laut di teluk lampung tampak berwarna kecoklekatan, bahkan merah pekat di beberapa area.
Fenoma yang biasa disebut red tide ini merupakan yang pertama terjadi di Teluk Lampung. Akumulasi fitoplankton dari jenis dinoflagellata dengan cepat hingga mencapai konsentrasi tinggi pada kolom air dapat menimbulkan perubahan warna pada permukaan air sehingga permukaan air tampak keruh, merah, ungu atau pink. Hal ini disebabkan oleh pigmen fotosintetik pada Dinoflagellata yang bervariasi antara hijau, cokelat hingga merah.
Beberapa species Red tide bersifat ichtyotoxic dan berasosiasi dengan produksi toksin alami dan deplesi oksigen terlarut sehingga berbahaya.  Ikan dapat terkena neurotoksin yang menyebabkan kematian atau mati lemas karena kekurangan oksigen. Selain menyebabkan mortalitas species laut dan pesisir seperti ikan, burung, mamalia laut dan organisme lain, red tide juga dapat membahayakan manusia. Konsumsi tiram atau ikan yang terkontaminasi toksin red tide dapat menyebabkan iritasi mata dan respiratori (batuk, bersin, keluar airmata, gatal-gatal). 

Selain berbahaya bagi kesehatan manusia, red tide juga mengakibatkan kehancuran ekonomi sehingga di beberapa wilayah fenomena outbreak dari red tide dipantau secara khusus seperti misalnya di Florida dan Texas
Debat mengenai penyebab terjadinya red tides masih bersifat kontroversial, mengingat red tide secara alami dapat terjadi di seluruh pesisir dunia dan tidak semuanya melepas toksin seperti misalnya fenomena non-toksin red tide spesies Noctiluca scintillans di New Zealand. Meskipun demikian, para petani keramba apung di Teluk Lampung menduga peristiwa ini ada hubungannya dengan industri tambak tradisional yang menggunakan bahan-bahan kimia serta kondisi hutan mangrove yang telah rusak.
Faktor yang diduga berperan dalam menyebabkan red tide adalah peningkatan asupan nutrien ke perairan akibat pertumbuhan populasi dan penggunaan lahan, serta peningkatan temperatur air akibat pemanasan iklim global.
Di Teluk Lampung fenomena red tide memang baru pertama kali terjadi, namun bukan berarti tidak akan terjadi lagi di kemudian hari. Beberapa manajemen yang diperlukan dalam menghadapi hal ini adalah :
1. Pengendalian faktor-faktor potensial yang dapat menyebabkan red tide seperti misalnya penerapan strategi manajemen nutrisi untuk mengurangi masuknya kelebihan nutrien ke badan perairan.
2.  Pengendalian untuk mengontrol dan mengeliminasi red tide saat fenomena ini terjadi misalnya dengan melakukan penelitian mengenai teknologi yang dapat mengeliminasi terjadinya red tide dan dampak yang ditimbulkan
3. Pengendalian untuk mengurangi dampak dari terjadinya red tide (mitigasi). Hal ini dapat dilakukan dengan adanya program untuk monitoring,  forecasting dan deteksi terjadinya red tide, pengayaan pengetahuan dan persepsi publik mengenai red tide serta pengukuran aktivitas ekonomi, dan rencana pemulihan (recovery).
Dengan manajemen yang baik, diharapkan petani keramba ikan tidak perlu lagi merugi hingga milyaran seperti sebelumnya.